Minggu, 08 Mei 2016

Makalah Vernakuler



MAKALAH

ARSITEKTUR VERNAKULER







NAMA : NASRUL
NPM        :  14331005





FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
DAFTAR ISI
                                                                                                                                                   Halaman




BAB I PENDAHULUAN


A.  Pengertian kebudayan vernakuler dan arsiekur vernakuler

Secara etimologi kata Verna berasal dari bahasa lain yang artinya home born slave (nuttgen, 1993). Kata Vernakuler juga berasal dari Vernaculus (latin) berarti asli (Naive) dalam ilmu bahasa atau linguistik bahasa Vernakuler mengacu pada penggunaan bahasa untuk waktu, tempa atau kelompok lokal tertenu.





Gambar.Lumbung
dalam kebudayaan berlaku ditempat terentu/ lokal tidak meniru dari tempa lain. Dengan demikian kebudayaan Vernakuler dapat diarkan sebagai kebudayaan yang asli yang dimiliki oleh suau masyaraka. Yang tumbuh dari kondisi lokal serta masih bersifa sederhana (Hamble) merujuk pada karya manusia/ penduduk biasa (under priviledged common people) dianut secara berkesinambungan beberapa generasi yang mencakup arstiekur.

B.  Devinisi Arsiekur Vernakuler Menurut Para Ahli

a.    Arsitektur vernakular adalah arsitektur yang tumbuh dan berkembang dari arsitektur rakyat yang lahir dari masyarakat etnik dan berjangkar pada tradisi etnik, serta dibangun oleh tukang berdasarkan pengalaman (trial and error), menggunakan teknik dan material lokal serta merupakan jawaban atas setting lingkungan tempat bangunan tersebut berada dan selalu membuka untuk terjadinya transformasi. (Menurut Turan dalam buku Vernacular Architecture)
b.    Sebagai produk budaya, arsitektur dipengaruhi oleh faktor lingkungan: geografis, geologis, iklim, suhu; faktor teknologi : pengelolaan sumber daya, ketrampilan teknis bangunan; faktor budaya : falsafah, persepsi, religi, struktur social dan keluarga, dan ekonomi. (menurut Altman dalam buku Environtment and culture)
c.    Arsitektur vernakular adalah arsitektur yang terbentuk dari proses yang berangsur lama dan berulang-ulang sesuai dengan perilaku, kebiasaan, dan kebudayaan di tempat asalnya. Vernakular, berasal dari vernacullus yang berarti lokal, pribumi. Pembentukan arsitektur berangsur dengan sangat lama sehingga sikap bentuknya akan mengakar. Latar belakang indonesia yang amat luas dan memiliki banyak pulau menyebabkan perbedaan budaya yang cukup banyak dan arsitektur merupakan salah satu parameter kebudayaan yang ada di indonesia karena biasanya arsitektur terkait dengan sistem sosial, keluarga, sampai ritual keagamaan.

C.  Pembagian Arsiekur Vernakuler Berdasarkan tradisi Cara Membangunnya

Berdasar tradisi cara membangunnya, vernacular dibagi menjadi bangunan menjadi grand-tradition dan folk-tradition. Pada klasifikasi folk-tradition ia menempatkan dua kelompok: kelompok arsitektur primitif dan arsitektur vernakular. Rapoport kemudian mengidentifikasi lanjut bahwa jenis arsitektur vernakular yang ada dapat dipisahkan sebagai vernakular-tradisional dan vernakular-modern. Terjadinya bentuk-bentuk atau model vernakular disebabkan oleh enam faktor yang dikenal sebagai modifying factor diantaranya adalah:
a.       Faktor Bahan
b.      Metode Konstruksi
c.       Faktor Teknologi
d.      Faktor Iklim.
e.       Pemilihan Lahan
f.       Faktor sosial-budaya
(menurut Amos Rapoport dalam buku House Form and Culture)
Arsitektur vernakular adalah suatu karya arsitektur yang tumbuh dari arsitektur rakyat dengan segala macam tradisi dan mengoptimalkan atau memanfaatkan potensi-potensi lokal. Misalnya material,teknologi, pengetahuan, dsb. Dikarenakan arsitektur vernakular sangat mengoptimalkan potensi atau budaya lokal, maka suatu bangunan yang berkonsep vernakular sangat mempertimbangkan kelestarian lingkungan sehingga juga bersifat sustainable architecture. Arsitektur vernakular ditemukan secara trial and error oleh rakyat itu sendiri. Arsitektur vernakular selalu berkaitan atau bahkan diidentikkan dengan arsitektur tradisional. Walaupun sering dikait-kaitkan tetap ada perbedaan antara kedua gaya tersebut.

D.  Perbedaan Arsitekur Vernakuler Dan Traadisional

Perbedaan antar arsitektur vernakular dengan arsitektur tradisional yaitu :
a.    Arsitektur vernakular pada cara –cara mendesain dan mendirikan bangunan dilakukan dengan efektif dan efisien ditemukan melalui sistem trial and error.
b.    Arsitektur tradisional adalah arsitektur yang dibuat dengan cara yang sama secara turun temurun dengan sedikit atau tanpa adanya perubahan-perubahan yang signifikan pada bangunan tersebut.










BAB  II PEMBAHASAN


A.  Sejarah Arsitektur Vernakular

Di Indonesia, berbagai jenis rumah tradisional dianggap sebagai tradisi vernakular Indonesia dan dipercaya memiliki kesamaan asal muasal dari tradisi pembangunan kuno. Hal ini terutama dirujukkan pada tradisi arsitektur Austronesia yang dipandang sebagai bagian yang tak terpisahkan dari ekspansi budaya Austronesia. Asal muasal dari tradisi arsitektur ini dapat dirunut kembali hingga budaya manusia kuno yang mendiami daerah pantai dan sungai-sungai Cina Selatan dan Vietnam Utara kurang lebih 4000 tahun SM. Pada masa itu, kelompok-kelompok masyarakat selakukan migrasi dan diperkirakan memiliki kesamaan tradisi arsitektur yang dinamai dengan tradisi arsitektur Austronesia, dan sebagai konsekuensinya, maka hampir di seluruh kepulauan Indonesia rumah tradisional yang merupakan warisan arsitektur vernakular memiliki kesamaan bentuk, baik dari bentuk bangunan serta dari bentuk morfologis struktur dasarnya.
Bentuk struktur dan fitur morfologis rumah-rumah tradisional Indonesia terdiri atas dua macam, yaitu rumah tradisional yang dibangun berdasarkan prinsip tipikal tradisi arsitektural Austronesia kuno yaitu: struktur kotak yang didirikan di atas tiang fondasi kayu, dapat ditanam ke dalam tanah atau diletakkan di atas permukaan tanah dengan fondasi batu, lantai panggung, atap miring dengan jurai yang diperpanjang dan bagian depan atap yang condong mencuat keluar . Sedangkan di bagian timur kepulauan Indonesia banyak tipe rumah tradisional digolongkan sebagai bagian dari tradisi arsitektur vernakular, dimana pada bentuk bangunannya biasanya memiliki: lantai berbentuk lingkaran dan berstruktur atap kerucut tinggi seperti bentuk sarang tawon atau struktur atap berbentuk kubah elips.
Rumah tradisional di seluruh kepulauan nusantara, baik yang berbentuk kotak maupun yang berstruktur atap kubah, biasanya dibangun dengan kayu dan material alami lainnya seperti bambu, daun palem, rumput, dan serat yang semuanya diambil langsung dari lingkungan alaminya. Selain itu, rumah dibangun oleh penghuninya sendiri atau masyarakat yang kadang dibantu oleh pengrajin terlatih atau dibawah petunjuk pengawas bangunan yang berpengalaman atau keduanya. Berbeda dengan konstruksi fisiknya, rumah tradisional di seluruh kepulauan nusantara memiliki kesamaan ciri dalam terminologi makna simbolik yang dikandung oleh rumah, dimana ukuran dan bentuk rumah mengindikasikan tingkat sosial dan status dari pemiliknya didalam masyarakat. Rumah juga sering dipandang sebagai tempat bersemayam nenek moyang dan digunakan sebagai tempat ritual dan upacara untuk menghormati mereka, dan juga digunakan saebgai tempat penyimpanan benda-benda pusaka nenek moyang. Ciri penting umum lainnya adalah penggunaan berbagai jenis oposisi polar dalam ruang, seperti depan dan belakang, timur dan barat, kiri dan kanan, serta dalam dan luar yang disesuaikan dengan pembedaan kelas diantara berbagai kelompok sosial masyarakat kesukuan secara umum.

B.  Produk Vernakuler
1.     Tingngkat spesifikasi budaya / tempat
2.    Model denah morfologi bentuk transisi  sangat jelas
3.    Kualitas bentuk dan penggunaan material tertentu
4.    Responsive terhadap iklim
5.    Efisien terhadappenggunaan sumberdaya
6.    Kejelasn dan mudak dimengerti dari model bententuk bangunan
7.    Kondisi terbuka terhadap penambahan atau perrumahan bentuk bangunan
8.    Keseimbangan yang stabil
9.    Kompleks terhadap perubahan waktu
10. Terbuka terhadapaktifitas tipe jumlah dan pemakaian beragam
11.  Sangat responsive terhadap lingkungan
12. Efektifsebagai bagian gaya hidup dan aktifitas
13. Mampu berkomunitas terhadap pengguna
14. Maunsia menjadi figur yang paling penting

C.  Proses Vernakuler

1.     Identitas perancang adalah user
2.    Maksud dan tujuan adalah untuk social berupa identitas dan status
3.    Derajat anonimitasi tinggi
4.    Model  yang berfariasi
5.    Keberadaan model tungga pada lingkungan vernakuler sangat tinggi
6.    Pengaruh linglungan sangat besar dalam perancagan bangunan
7.    Konsistensi terhadap model bangunan
8.    Model yang dipilih sangat spesifik
9.    Bentuk bangunan sesuai dengan lingkungan sekitaringkat kesadaran diri atau ketidak sadaran dari proses disain
10. Tingkat keseragaman dan sifat dasar dari hubungan antar lingkungan da kultursangattinggi
11.  Ketidak  sadaran dari proses disain
12. Bentuk perubahan desain berlangsung daam kurun waktu yang lama
13. Tingkat pembagian kontruksi telah teruji

D.  Peran dan Fungsi Arsitektur Vernakular

Di dalam konteks arsitektur, peran dan fungsi arsitektur vernakular menjadi penting bukan hanya di Indonesia saja tetapi juga di Asia, karena Asia terdiri dari berbagai macam budaya dan adat yang berlainan di berbagai wilayahnnya, dimana setiap wilayah memiliki ciri arsitektur yang spesifik dan berasal dari tradisi. Antara tradisi dan arsitektur vernakular sangat erat hubungannya. Tradisi memberikan suatu jaminan untuk melanjutkan kontinuitas akan tatanan sebuah arsitektur melalui sistem persepsi ruang, bentuk, dan konstruksi yang dipahami sebagai suatu warisan yang akan mengalami perubahan secara perlahan melalui suatu kebiasaan. Misalnya bagaimana adaptasi masyarakat lokal terhadap alam, yang memunculkan berbagai cara untuk menanggulangi, misalnya iklim dengan cara membuat suatu tempat bernaung untuk menghadapi iklim dan menyesuaikannya dengan lingkungan sekitar dan dengan memperhatikan potensi lokal seperti potensi udara, tanaman, material alam dan sebagainya, maka akan terciptalah suatu bangunan arsitektur rakyat yang menggunakan teknologi sederhana dan tepat guna. Kesederhanaan inilah yang merupakan nilai lebih sehingga tercipta bentuk khas dari arsitektur vernakular dan tradisional serta menunjukkan bagaimana menggunakan material secara wajar dan tidak berlebihan. Hasil karya ‘rakyat’ ini merefleksikan akan suatu masyarakat yang akrab dengan alamnya, kepercayaannya, dan norma-normanya dengan bijaksana.

E.  Karakerisik Bangunan Vernakuler

Beberapa karakteristik bangunan vernakuler antara lain adalah:
a.    Arsitektur vernakuler mencangkup rumah tinggal dan bangunan lainnya yang berkaitan dengan konteks lingkungan dan  sumber daya setempat (lokal), individu atau masyarakat setempat yang memilikinya mencangkup (Brunskill, 1993):
1.     Rumah tinggal
2.    Rumah petani dilahan pertanian
3.    Banguna untuk menyimpan hasil pertanian atau ternak
4.    Kincir air
5.    Banguna tempat bekerja pengrajin
6.    Lumbung
7.    Balai adat
b.    Bentuk arsitektur yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan dasar suatu komunitas masyarakat, nilai-nilai, ekonomi, cara pandang hidup suatu masyarakat tertentu. Aspek fungsi sangat dominan namun dibangun untuk tidak mengedepankan estetika atau hal-hal yang bersifat gaya/langgam, jika pun ada sangat sedikit sekali perannya. Hal ini berbeda dengan arsitektur elite, yang dicirikan oleh unsur-unsur gaya desain sengaja disirikan untuk tujuan estetika yang melampaui kebutukan fungsional suatu bangunan (wikipedia, ensklopedia bebas) (Oliver, 1993)
c.    Arsitektur tanpa dirancangbangun oleh pengrajin (Craftsman), tanpa peran seorang arsitek profesional (architecture without architects), dengan teknik dan material lokal, lingkungan lokal: iklim, tradisi, ekonomi (Rudofsky, 1965), (Jackson, 1984).
d.    Bentuk bangunan vernakuler bersifat kasar, asli, lokal, jarang menerima inovasi dari luar, karena didasarkan pada kebutuhan manusi (human demand) dan ketersediaan material bangunan setempat. Sehingga fisik dan kualitas estetika, bentuk dan struktur, serta tipologi bangunanya dipengaruhi oleh kondisi geografi setempat (Masner, 1993).
e.    Banunan vernakuler bersifat abadi (timeless) yaitu memiliki keberlakuan yang panjang konstan/terus menerus, yang diperoleh dari reaksi naluri /spontan/ tidak sadar diri terhadap kondisi ingkungan alam setempat (Jackson, 1984).
f.    Arsitektur vernakuler merupakan produk pertukangan secara manual dalam membangun yang didasarkan pada logika sederhana, diulang dalam jumlah yang terbatas sebaai adaptasi terhadaop iklim, bahan da adat istiadat setempat.
g.    Pola transfer pengetahuan dilakukan secara verbal (tidak tertulis) dari generasi kegenerasi berikutnya individu-individu dibimbing oleh suatu rangkaian konvensi (atuean tidak tertulis) yang dibangun dalam lokalisasinya (Paul Oliver, Ensiklopedia Arsitektur Vernakuler).

F.  Ciri-Ciri Arsitektur Vernakuler

Adapun ciri-ciri arsitektur vernakuker yaitu:

a.    Bangunan yang dibangun berdasarkan kebiasaan dari masayarakat setempat.
b.    Menggunakan bahan yang alami (lokal) dan memiliki teknik struktur yang sederhana, cara pengerjaannya oleh penduduk lokal.
c.    Merupakan hasil kebudayaan masyarakat (Human Demand) dan bukan merupakan rancangan seorang asrsitek
d.    Bangunan yang dibanguun berdasarkan obyek dari masyarakat setempat.
e.    Adanya karakter lokal yang responsif terhadap lingkungan
f.    Merupakan respon yang efektif terhadap fungsi lingkungan yang alami dan lingkungan sosial.
g.    Adanya repetisi atau pengulangan bentuk dan bangunannya cenderung sama dengan yang lain

G.  Perbedaan Asrtektur Vernakuler Dengan Arsitektur Tradisional

Pengertian arsitektur vernakuler sering juga disamakan dengan asitektur Tradisional, namun ada sedikit perbedaan, namun tidak terlalu mencolok sehingga dua pengertian tersebut serupa, namun tidak sama. Pada prinsipnya terminologi tradisional diarikan sebagai sesuatu yang dilakukan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Namun arsitektur tradisional dapat juga mencangkup bagunan yang rancangan banguna kelompok elite (polite design) dalam suatu masyarakat, contohnya kuil dan istana, candi, piramid pagoda. Arsitektur Vernakuler merujuk pada konteks “setempat” (lokal) sedangkan bangunan trasidional selain unsur lokal juga terdapat unsur elite dicirikan oleh unsur-unsur langgam ( gaya) yang sengajan dimsukkan oleh seorang arsitek profesional untuk tujuan estetika yang melampaui kebutuhan fungsional sebuah bangunan. Tradisional dapat diartikan sebagai berikut:
a.    Tradisi berasal dari kata Tradition (Latin,”tradere”) yang  berarti melimpahkan ke pelanjut sesuatu yang bernilai.
b.    Pewarisan atau penerusan norma-norma adat istiadat, buidaya yang turun temurun dari generasi ke generasi (Josep Prikotomp).
c.    Arsitektur dan bangunan tradisional merupakan hasil seni budaya yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kebudayaan masyarakat tradisional yang mampu meberikan ikatan lahir batin (Ismunandar).
d.    Terminologi belanda “Tradisionell Architectuur”, diberikan untuk karya-karya arsitektur asli di daerah indonesia untuk mebedakan jenis arsitektur yang timbul dan berkembang diuku-suku bnagsa di indonesia dengan jensis arsitektur yang tumbuh dan berkembang atas dasr pemikiran arsitektur dieropa-belanda.
Karakteristik sebgbuah bangangunan atau karya arsitektur vernakuler menurut Rapoport adalah:
a.    Tingkat/ derajat kespesifikan budaya atau tempat
b.    Model, denah, morfologi dan pesifikasi bangunan gubungan antar elemen serta kompleksitas banunan berdasarkan tempat dimana sebuah bangunan-resebut.
c.    Kejelasan, kebenaran, dan kemudahan dimengerti dari model yang dipakai
d.    Komplesitas berdasarkan waktu kondisi yang bersifat Open-ended yang memungkinkan proses tradisi (transformasi) berdasarkan aktifitas pemakai yang bersifat majemuk serta penambahan akan tipe sera jumlah dari bangunan vernakuler tersebut.

H.  Aspek-aspek Arsitektur Vernakuler

Aspek aspek yang perlu diperhatikan dalan asritektur vernakuler adalah:
a.  Aspek Perkembangan Bangunan
Dalam hal aspek perekembangan, Amoss rapoport membagi perkembangan  terbentuknya pola kebudayaan dan arsitektur adalah:
1.     Tahap awal yaitu tidak adanya variasi dalam tipe bentuk bangunan adalah tunggaal/ seragam/ similar karena pengetahuan membangun rumah adalah pengetahuan umum (Common sense). Pada tahap ini sudah ada kesepakatan –kesepakatan umum tentang bentuk adaptasi terhadaap iklim, kesepakatan ini menjadi pengetahuan bersama dan membentuk pola kebudayaan yang spesifik pada masing-masing komunitas budaya masyarakata.
2.    Tahap berkembang yaitu pola kebudaayaan menjadi semakin rumit karena tiap individu muncul keinginan untuk tampil berbeda dari individu lain dan juga menjadi spesifikasi dalam kemampuan masing-masing individu.
3.    Tahap maju yaitu perkembangan teknologi dan kebutuhan yang semakin beragam membuat masing masing individu tidak lagi memiliki kemampuan untuk membangun shelter sendiri namun terdapat spesifikasi professi,  Khususnya dalam rancang bangun.
Dengan demikian arsitektur vernakuler merupakan bagin dari tahap awal pekembagan arsitektur dalam lingkungan komunitas masyaarakat yang terbatas.

b.  Aspek Trilogi Hubungan Manusia-Lingkungan Fisik – Budaya
Arsitektur  vernakuler merupakan representasi triologi hubungan manusia-lingkungan fisik – budaya yang menunjukkaan hubungan yang kuat antar manusiaa, lingkungaan dan kebudayaaan. Lebih blanjut teor ‘Sociall sytem Approch’ menunjukkan secara rinci hubuangn manusia, lingkuangan dan kebudayaan sebagai suatu sistem yang terpadu., khususnya dalam arsitektur vernakuler, seperti diagram dibawah masing-masing berkaitan satu sama lain sebagai implementasi keterkaitan tiga wujud kebdayaan, fisik, social dan ide-ide .




KEBUDAYAAN
(Culture)
LINGKUNGAAN FISIK
(Physical  Environmment)
MASYAARAKAAT
 (Peoplel)
 




Diagram. Sociall Sytem Approch

Penjabaran Social sytem Approch adalah berupa kerangkaa kerja hubungan lingkungan budaya sepeti yang ditunjukkaan diaagraam dibawah ini.

NATURAL ENVIRONMENT
Lingkungan Alam
ENVIRONMENT ORIENT AND WORLD VIEW
Orientasi lingkungaan dan pandaangaan dunia
ENVIRONMENT OUTCOMES
Produksi ligkungan
ENVIRONMENT COGNITIONS
Kognisi lingkungaan
ENVIRONMENT BEHAAVIOUR AND PROCESS
Perilaku lingkungan dan proses
 










Diagaram. Interaksi berbagai lingkungan




Pendekatan sisitem social tersebut mencangkup:
1.      Natural environment (lingkungan alam) mencangkup topografi, iklim, flora dan fauna.
2.    Environment orient and world view, mencangkup kosmologi, religi dan normaa-norma yang berlaku dimasyarakat.
3.    Environment beaviour and  process, mencangkup pemenuhan kebutuhan dasar, privasi dan territorial
4.    Environment outcomes, mencangkup peraturan bangnan, bentuk dan kota.
5.    Environment cognitions, mencagkup presepsi npencataataan (coding), meningkat (memori) dan penilaian (judgment).
Environment behafiour and process (proses perilaku lingkngan) dipengaruhi oleh 4 lingkungaan lainnya (natural, orientasi dan world view kognisi outcomes). Sehinga dalam arsitektur vernakuler lingkungan dan perilaku lingkungan baik lingkungan alam maupun lingkungan binan sangat erat hubungannya. Dalam hal ini arsiektur vernakuler yang berwawasaan lingkungan sehingga menganut sistem yang berkelanjutan mencangkup:
1.     Kehati-hatian terhadap penggnaan sumber daya alam
2.    Pemelihraan teknolog engergi yang tepat
3.    Pertimbangan terhadap akibat/ dampak terhap orang/ komunitaas lain
4.    Pertimbangan ekonomi yang berkelanjutan
5.    Keharusan untuk dapat diperbaharui
6.    Memiliki kebijakan tradisional, yaitu mana yang boleh dibangun dan tidak boleh dibangun.

c.   Aspek Iklim
Salah satu yang paling berpengaruh terhdap arsitektur vernakler adalah  aspek iklim makro dari daerah dimana bangunan tersebut dibangun. Bangunan daerah yang beriklim dingin selalu memiliki massa bangunan dengan dinding yang masif, diisolasi untuk mencegah kehilangan panaas, bukaaan seperti jendela cenderung kecil bahkan tidak memiliki jendela. Sebaliknya bangnan yang beraa di iklim panas cenderng terbuat dari bahan ringan ventilasi silang yang signifikan memalui bukaan pada klit (enclosure) bangunan. Sebagai  contoh bangunan beriklim subtrois harus mampu mengatasi varisssi yang signifikan dalam temperatur, dan bahkan bisa dibah oleh penghni mereka menurut msim. Bangunan mengambil bentuk yang berbeda tergantung pad tinkat curah hujan. Menuju kermah-rumah panggu di berbagai daerah dengan banjir  yang sering daan musim hujan monsu. Flat atap jarang terjadi didaeraah dengan tingkat curah hujan tinggi. Daerah dengan kecepatan angin yang tinggi akan mengaakibatkan bangunan khusus mampu mengatasi dan bnagunan akan berorientasi kearah angin yang berlaku. Pengaruh iklim terhadap arsitektur vernakuler sangat besar daan bisa sangat kompleks vernakuler Bediterania, juga sebgaian besar timur tengah,

Bangunanya erring kali memiliki sebua halaman dengan air mancur aatau kolam, udara didinginkan dengan kabut ar daan penguapan diambil melaluai bangunan oleh vetilasi alami dibentuk oleh bentuk bangunan. Demikian pula afrika utara yang seringkali memiliki rentang termal yang sangat tinggi antara sing malam sehingga jendela kecil untuk menjaga penghuni dari udara dingin di malam hari. Juga cerobng untuk menarik udara ruang internal ke luar ruangaan. Keunikan arsitektur vernakuler tidak dirancang tetapi dipelajari melaalui uji cobaa (Trial and error) selama beberapa generassi taanpa didaasari oleh teori-teori ilmiah.

d.  Aspek Sosial Budaya
Aaspek sosil budaya adalah cara hidup penghuni dan penggunaan bangunaan berpengaruh besar pada bentuk bangunan. Ukuraan keluarga unit, saham yang ruang, bagaimana makanan disiapkan daan dimakan, bagaimana oraang orang berinteraksi aan banyaak pertimbangaan budaya lainnya aakan mempengaruhi tata letaak dan ukuraan tempat tinggal. Budaya juga memiliki pengaruh besar paada penampilan banguan vernakuler sebaga penghuni sering menghiassi bangunan sesua kebiasaan daan kepercaayaan setempat. Haal ini merupakan representaasi kebudayaan masyarakat vernakler sehingga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial budaya, factor-faktor social budaya tersebut yaitu:
1.     Kebuthan dasar kehidupaan; kebtuhan prinsip, keluargaa, posisi wanitaa privasi dan interakksi sosial.
2.    Kosmologi yaitu penerapan konsep interaksi makrokosmos daan mikrokosmos dalam haal ini ligkungan binaan khususnya bnaguna represenasi permodelan jagat raya. Makrokosmos juga mencangku kepercayaan ata keyakinan yang dianut oleh masyarakat.. mikrokosmos adalah bentuk bangunan dan tapak bangunan yang mencaangkup layout, pemukima, orienasi, tataletak dennah, pemishaan antara laki laki dan perempuan, binatang dan mmanusia. Orientasi pada aaspeek penghawaan daan higene masih relaatif rendah.
3.    Peraturaan, normaa dan adat istiadat masyarakat, namun tradisi saangaat  dominan
4.    Aspek mistik atau kepercayaan
5.    Struktur masyarakatnya berkaitan erat dengan ragam masyarakatanyaa, contohnya pertaiaann, nelayan dan lain-lain
6.    Konteksrumah dengan pemukiman yaitu rumah tingga bagian yang tidaak terpisahkaan dengan lingkungan yang lebih luaas ,issaalnya desaa.
7.    Kestaabilaan bentuk fisik bangunan drealam rentang aktu yang lama  serta cendeung menolak perubahaan sebagaai reperesentaasi kebudaayaan masyaarakaat  vernakuler yang menukai stabilitas (Amos Rapoport).




e.  Aspek Simbol (Makna)
Kata simbol berasal dari bahasa yunani yaitu Symbolos yang berarti tanda atau ciri yang memberikan suatu hal kepada seseorang. Menurut Charles S.Pierce terdapat beberapa jenis tanda seperti indeks, ikon dan simbol yang merupakan patokan ilmu semiotik. Tanda adalah suatu yang dapat mewakili atau menyatakan sesuatu yang lain yang akan merangsang tanggapan dari pembaca tanda sehingga tanda tersebut dapa digunakan terus menerus pada objek tertentu.
Simbol merupakan hasil kesepakatan (konvensi)n terdapat arti dan perlakuan sebuah tanda. Sedangkan syarat atau sinyal adalah indeks buatan yang memberikan petunjuk untuk yang dimksudjan. Tada digunakan untuk menjalin komunikasi antara sipenerima dan pengirim kabar. Menurut doede Nauta setiap tada menentukan isi komunikasi antara manusia berdasarkan konvensi adalah simbol.
Imbol adalah tanda yang diwujudkan sebagai bentuuk visual bagi seuatu makna terbentuk yang besifat abstrak namun komunikatif bagi masyarakat tertentu. Pengetahuan mengenai sistem budaya yang berlaku dalam masyarakat tradisional berkaitan dengan mitos, spritual religi, pandangan hidup  dan kepercayan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, diekpresikan menggunakan simbol-simbpl kehidupan. Pada umumnya knsep arsitektur verbakuler menempatkan unsur alam (kosmos)  sebagai kosep dasar. Refleksi kebuatan di luar manusia diwujudkan dalam berbagai hal seperti wujud bangunan penetaan kawasan maupun penggunaan elemen  dekorasi. Bentuk dan gaya arsitektur dbeberap suku merefleksikan fenomena alam kosmos. Salahsatunya simbol atap yang merupakan menyampaian identitas diri darai suatu komunitas masyarakat mencangkup sistem ekonomi, sosial, agama dan sejarah.

f.   Aspek Metode Membangun
Aspelk metode membangun encangkup :
a.    Teknologi membangun sederhana menggunakan bahan lokal yang tersedia di alam. Sehingga bentang ruangan yang relatif terbatas
b.    Perhatian terhadap iklim sangat besar dengan upaya ketahanan bahan banguanan dengan periode wajtu yang oanjang. Contohnya penerapan kanopi yang lebar diatas jedela dan kayu dilapisi bahan tertentu gara dapat tahan terhadap cuaca yang ektrim.
c.    Murah dan mudahnya bahan bagunan dan metod membnaguan pada arsitektur vernakuler mengakibatkan masyarakat mampu memiliki tempat tinggal. Hal in dikarenakan Kegiatan membanguan dilakukan bergotong royong (Coperative) kemudahan pengangkutan (Portability), metode pabrikasi komponen bangunan. Bahan dan alat minimum dengan manfaat yang sebesarnya.
d.    Kegitan dan teknik membangun berkaitan erat dengan aspek mistis , upacara-uoacara yang berkaitan dengan proses membangun.

I.  Beberapa Kategori Tradisi Vernakular Arsitektur di Indonesia

Masyarakat yang mendiami daerah pedalaman, terutama di pegunungan mempunyai tradisi yang bila dilihat dari perspektif sejarah kebudayaannya dianggap lebih tua dibandingkan dengan masyarakat yang tinggal di dataran rendah atau area pantai. Bangunan tradisional yang dibangun oleh masyarakat yang tinggal dipedalaman dianggap memperlihatkan kemiripan yang lebih besar dengan tradisi arsitektural dan ragam bangunan Austronesia dan dengan tradisi yang tergambar di Candi Borobudur di Jawa Tengah daripada masyarakat yang tinggal di daerah dataran rendah dan di pantai. Rumah tradisional yang dibangun oleh masyarakat Toraja di Sulawesi selatan dan masyarakat Batak yang tinggal di Sumatra Utara dipandang sebagai bentuk rumah tradisional yang lekat dengan tradisi arsitektur vernakular dari nenek moyang mereka. Masyarakat Aceh di Sumatra Utara, masyarakat Baduy dan Tengger di Pulau Jawa, masyarakat Bali Aga (Bali Mula) di Bali, dan masyarakat Dayak di Pulau Kalimantan, serta beberapa masyarakat dikepulauan Indonesia Timur juga dianggap sebagai ‘masyarakat kuno’, akan tetapi, rumah tradisional mereka jika dari sudut pandang kebudayaan, sebenarnya termasuk dalam tradisi arsitektur asing yang muncul di kepulauan Indonesia yang merupakan bagian dari ekspansi Hindu-Buddha, Islam, dan Eropa. Oleh karena itu, ada beberapa kategori tradisi vernakular arsitektur dan langggam bangunan Indonesia, yaitu:
a.    Bangunan tradisional yang dibangun berdasar tradisi kuno Austronesia
Rumah tradisional Indonesia saat ini yang merupakan contoh rumah yang mempunyai karakter dasar dan fitur tradisi dari arsitektur vernakular yang masih kuat dapat ditemukan dibeberapa daerah pedalaman di berbagai pelosok Nusantara, seperti dapat dilihat pada rumah Batak dan rumah Tongkonan Toraja, keduanya memiliki beberapa perbedaan yang umumnya tampak bahwa rumah-rumah ini dibangun dengan mengikuti tradisi arsitektur vernakuler kuno dan langgam bangunan Austronesia sebelum adanya tradisi dan langgam bangunan Hindu-Budha, Islam, dan kolonial Belanda.


continue reading Makalah Vernakuler